Rabu, 13 April 2016

3R (Reduce, Reuse, Recycle)

Tingkat kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan, terutama di negera-negara kepulauan seperti Indonesia. World Risk Report mencatat sepanjang 2002 hingga 2011, telah terjadi 4.130 bencana di seluruh dunia yang mengakibatkan lebih dari 1 juta meninggal dunia dan kerugian material mencapai US$1,195 triliun. Laporan Risiko Dunia ini juga membuat World Risk Index (Indeks Risiko Dunia) yang memeringkatkan 173 negara berdasarkan risiko menjadi korban bencana sebagai akibat dari bencana alam. 

Hal ini menunjukkan bahwa makhluk hidup khususnya merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. Dan, manusia sebagai makhluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya. Kerusakan lingkungan yang terjadi juga di dominasi dengan sampah- sampah yang tidak sepenuhnya dapat diolah oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk mencegah peningkatan kerusakan lingkungan ini. 
Penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah satu solusi dalam menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah untuk dilakukan di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Selain itu, penerapan 3R ini juga dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari. 3R terdiri dari Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. 

A. Reduce 

Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Kurangi juga penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan, kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya. 
Contoh kegiatan reduce sehari-hari: 
1. Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang. 
2. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. 
3. Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali). 4. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai. 
5. Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat 

B. Reuse 

Reuse sendiri berarti pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju bekas anda ke yatim piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang kekecilan pada adik atau saudara anda, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan dipakai masih bagus dan bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan. 
Contoh kegiatan reuse sehari-hari: 
1. Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari pada menggunakan tissu, menggunakan tas belanja dari kain dari pada menggunakan kantong plastik. Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. 

C. Recycle 

Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah. 
Contoh kegiatan recycle sehari-hari: 
1. Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. 
2. Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali. 
3. Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos. 
4. Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual. 

Tingkat kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan, terutama di negera-negara kepulauan seperti Indonesia. World Risk Report mencatat sepanjang 2002 hingga 2011, telah terjadi 4.130 bencana di seluruh dunia yang mengakibatkan lebih dari 1 juta meninggal dunia dan kerugian material mencapai US$1,195 triliun. Laporan Risiko Dunia ini juga membuat World Risk Index (Indeks Risiko Dunia) yang memeringkatkan 173 negara berdasarkan risiko menjadi korban bencana sebagai akibat dari bencana alam. 

Hal ini menunjukkan bahwa makhluk hidup khususnya merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. Dan, manusia sebagai makhluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya. Kerusakan lingkungan yang terjadi juga di dominasi dengan sampah- sampah yang tidak sepenuhnya dapat diolah oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk mencegah peningkatan kerusakan lingkungan ini. 

Penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah satu solusi dalam menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah untuk dilakukan di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Selain itu, penerapan 3R ini juga dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari. 3R terdiri dari Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. 

A. Reduce 

Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Kurangi juga penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan, kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya. 
Contoh kegiatan reduce sehari-hari: 
1. Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang. 
2. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. 
3. Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali). 4. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai. 
5. Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat 

B. Reuse 

Reuse sendiri berarti pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju bekas anda ke yatim piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang kekecilan pada adik atau saudara anda, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan dipakai masih bagus dan bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan. 
Contoh kegiatan reuse sehari-hari: 
1. Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari pada menggunakan tissu, menggunakan tas belanja dari kain dari pada menggunakan kantong plastik. 
2. Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. 
3. Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. 

C. Recycle 

Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah. 
Contoh kegiatan recycle sehari-hari: 
1. Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. 
2. Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali. 
3. Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos. 
4. Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.

Dewa si Anak yang Malang

Dewa si Anak yang Malang
Pinkan, Rian, Bella, Angel, dan Benny. Mereka berlima masuk ke dalam satu kelompok. Mereka mendapatkan tugas untuk mengadakan wawancara. Mereka berlima mengadakan perundingan untuk memilih orang yang akan diwawancarai. Mereka akhirnya memutuskan untuk memilih Dewa untuk topik wawancara kelompok mereka. Dewa, seorang anak yang bekerja sebagai tukang sapu di terminal Kampung Melayu.
Mereka mencari tahu di mana keberadaan Dewa. Mereka mencari Dewa di Jatinegara, tetapi mereka tidak menemukan Dewa di sana. Setelah mereka bertanya-tanya ke beradaan Dewa, akhirnya mereka diberitahu oleh orang kalau Dewa berada di Terminal Kampung Melayu. Di sana, ia bekerja. Mereka berlima tidak langsung bertemu dengan Dewa. Setelah 15 menit mereka mencari Dewa, mereka berlima baru bertemu dengan Dewa.
Setelah mereka berlima menemukan Dewa, mereka segera melakukan wawancara. Mereka mewawancarai Dewa di sebuah cafe dekat Terminal Kampung Melayu. Mereka bertanya tentang Dewa. Dan juga tentang kehidupan keluarga Dewa.
“Nama adek siapa?”, tanya Rian perwakilan dari kami berlima. “Nama saya Dewa, kak.”, jawab Dewa.
“Dewa di sini kerjanya nyapu terminal?”
“Iya.”, jawab Dewa lagi. Ketika kami mendengar jawaban dari Dewa tersebut, kami merasa kasihan dan ingin tahu bagaimana keadaan sesungguhnya dari keluarga Dewa tersebut.
Rian salah satu perwakilan kami berlima bertanya lagi kepada Dewa, ”Dewa bekerja sebagai penyapu terminal udah berapa lama?”
Dewa menjawab, “Baru 12 hari, kak.”
Kami semakin ingin mengetahui mengapa Dewa, anak yang masih kecil tersebut sudah bekerja. Kami berempat menyuruh untuk Rian bertanya kembali kepada Dewa kenapa dia bekerja di usia dini tersebut, bagaimana keadaan sesungguhnya keluarga Dewa itu.
“Emangnya orang tua Dewa kemana?”, tanya Rian kembali.
Setelah mendengar pertanyaan Rian tersebut, Dewa menangis.
“Kenapa Dewa menangis? Ada apa dengan orang tua Dewa?”
“Ibu Dewa udah meninggal, kalo bapak Dewa sedang gak kerja.”, sahut Dewa dengan mata yang lebam.
“Kok gitu kenapa?”, sahut Rian kembali dengan perasaan yang semakin kepo.
“Ibu Dewa sakit dan menyebabkan ibu Dewa meninggal. Sedangkan bapak Dewa gak kerja gara-gara tangannya sakit, angkat barang di pasar.”, jawab Dewa dengan terus terang.
“Ibu meninggalnya kapan?”
“Udah 2 tahun yang lalu, kak.”
“Dewa punya saudara kandung?”
“Punya. 2 kakak dan 2 adek.”
“Mereka ada di mana?”
“Kakak Dewa yang satu meninggal gara-gara ketabrak kereta api, yang satu gak tau pergi kemana. Kalo adek ada di rumah.”, jawab Dewa lagi. Kami merasa kasihan dengan kehidupan keluarga Dewa.
“Dewa kerjanya dari jam segini sampe jam berapa? Emangnya Dewa gak sekolah?”
“Dari jam 9 sampe jam 12. Dewa sekolah, tapi berangkatnya siang, kak.”, terang Dewa kepada kami berlima.
“Upah Dewa dari bekerja sebagai penyapu terminal berapa?”
“Rp5000, kak.”, jawab Dewa. Kami berlima berfikir. Upah 5000 itu untuk apa? Apa mungkin upah segitu bisa dibuat beli makan?
“Upah segitu di buat apa?”
“Buat beli nasi 1 bungkus.”
“Terus lauknya apa aja?”
“Lauknya bakwan sama mendoan.”
“Terus nasi itu untuk di makan Dewa sendiri?”
“Gak. Tapi dibuat makan bapak, Dewa, sama adek-adek Dewa.”
“Dewa, apa boleh kakak-kakak di sini ikut ke rumahmu?”
“Maaf, kak. Dewa di larang sama bapak untuk membawa orang-orang yang tidak dikenal Dewa ke rumah.”
“Kenapa begitu?”
“Soalnya bapak lagi gak di rumah.”
“Terus bapak di mana?”
“Bapak lagi di rumah kakak.”
“Rumah kakak Dewa emangnya di mana?”
“Gak tau, kak.”
“Ya udah. Makasih ya Dewa atas waktunya untuk kakak. Yuk kita beli makan buat Dewa, ayah Dewa, dan kedua adek Dewa.”
“Iya, kak. Makasih ya.”
“Sama-sama.”

Kami pun berjalan ke warteg dekat Terminal Kampung Melayu. Kami akan membelikan makan untuk keluarga Dewa. Di perjalanan kami pun bercakap-cakap sama Dewa. Kami bertanya Dewa bercita-cita sebagai apa. Dan Dewa pun menjawab jika ia ingin sebagai pemain sepak bola. Dan kami pun membarikan imajinasi kepada Dewa agar ia terus belajar agar cita-citanya tersebut akan tercapai di masa depan.